Tentang Secangkir Kopi

Portal tentang secangkir kopi yang sederhana ini sebenarnya saya buat untuk menyelesaikan tugas sekolah saya. Misi utama:Berbagi informasi tentang kopi. Terutama yang pasti enakkk dong!!!yang nggak enak kita simpan dulu aja. Hehehe

Semoga ini bisa menjadi ajang silaturahmi. Berbagi pengetahuan, agar kopi Indonesia bisa menjadi lebih baik. Karena kopi Indonesia ini mantap sekali, dan pastinya tidak bosen untuk dicecap, karena banyak sekali ragamnya. Iya kan???iya dong pastinya. 

Panggil saja saya Rahma atau kalau mau yang lebih panjang bisa panggil dengan nama lengkap saya "Aliffa Ika Rahmasari". Masih SMA iyaaa tau SMA mana?SMA Negeri 1 Pamotan atau lebih mudahnya berasal dari kota Rembangg eakk pasti tau dong kota Rembang. Semoga pas baca halaman ini kalian sudah ngopi😊

 "Secangkir kopi tak pernah ingkar, ia tetap hitam dan pahit. Ini menegaskan bahwa semua yang kelam itu hitam dan yang pahit itu menyebalkan.  Cita rasa kopi bisa membalikkan fakta itu:)"

Minum kopi saat ini menjadi kebudayaan yang tidak terbantahkan, tua muda, laki-laki perempuan, kaya miskin, semuanya mempunyai hak untuk mencicipi secangkir kopi. Semua ingin menikmati kopi, tak jarang selfie dengan kopi menjadi sebuah kewajiban untuk ditampilkan di media sosial. Aktifitas keseharian pun tak lepas dari kedai kopi, hingga muncul tagline "ngopu dulu biar nggak gila" atau ada juga "dipikir sambil ngopi". Alhasil minum kopi adalah kekinian, uploud secangkir kopi menjadi bukti eksistensi dan gaya hidup dan kerennnn. Anda boleh percaya atau tidak, bahwa secangkit kopi menemani hari menjadi lebih menyenangkan. Hehehe

Menurut ilmu asal-usul kata atau etimologi, kopi berasal dari  Ethopia, dulu dikenal dengan nama Abbysinia, ada sebuah desa bernama “kaffa” dimana kopi pertama kali berasal.  Hingga saat ini kopi Ethopia adalah salah satu kopi terbaik dan termahal di dunia!.  Selanjutnya perjalanan kopi menjadi tren para kaum aristokrat dijazirah Arab. Maka, di Arab kopi pun disebut “qahwah”, lalu berkembang ke Turki menjadi “kahveh”, di Perancis menjadi “cafe” pergi ke Italia disebut “caffe”. Orang Inggris menulisnya “coffee”. Selanjutnya populer di Belanda menjadi “koffie”.  Syahdan, orang melayu-termasuk Indonesia- menyerap kata tersebut menjadi kopi, walaupun awalnya mereka menyebut “kawa” untuk kopi. Pada faktanya hampir semua istilah untuk kopi di berbagai bahasa dunia memiliki kesamaan bunyi dengan istilah Arab. Indonesia adalah negara ketiga penghasil kopi terbesar setelah Brazil dan Vietnam. Sehingga kita harus tahu, bahwa orang yang tidak menyukai kopi perlu dipertanyakan kewarganegaraannya. Cie…cie..cieee.

Dimasa awal, kopi sangat populer dijazirah Arab, ia adalah minuman bagi para aristokrat Arab. Kopi menjadi komoditas penting dunia islam. Diawal abad ke-17 kopi mulai dieksport dari jazirah Arab melalui Yaman. Ada masanya dimana kopi disebutkan sebagai “wine”-nya orang islam. Bahkan konon (jangan dibalik) katanya pernah dibuat aturan hukuman cambuk bagi  rakyat yang meminum secangkir kopi. Padahal, kopi tak pernah memilih siapa yang akan meminumnya, karena dihadapan kopi, kita semua sama. Eaaaa...

Kopi makin populer dimasa Kesultanan Utsmaniah. Minum kopi menjadi upacara wajib dalam setiap sajian perhelatan kenegaraan di wilayah kekahalifahan yang menguasai tiga benua ini. Hingga terjadi pertempuran Wina pada September 1683, dimana pasukan Utsmaniah dibawah kepemimpinan Kara Mustopa Pasya hampir saja berhasil memenangkan perang melawan pasukan Austria. Namun akhirnya pasukan Utsmani kalah setelah Polandia-Lithuania dan Hongaria bersatu membantu pasukan kaum Habsburg di Austria. Pertempuran ini menandai titik balik dalam konflik sepanjang 300 tahun antara pasukan kerajaan-kerajaan Eropa Tengah dan Kerajaan Ottoman. Disaat itulah peran Eropa terhadap komoditas kopi mulai berkembang, setelah ditemukannya puluhan karung biji kopi di perkemahan pasukan Ottoman yang ditinggalkan. Dimulailah perdagangan kopi dengan membuka kedai-kedai kopi eropa. Tak ayal, hingga pada saatnya kita pun bisa menikmati kopi dicangkir yang sama, dimeja yang sama, namun dengan aroma dan rasa yang berbeda.

Saat ini, kopi merupakan minuman kedua yang dikonsumsi di seluruh dunia, setelah air. Finlandia merupakan negara yang konsumsi per kapitanya paling tinggi, dengan rata-rata konsumsi per orang sekitar 1400 cangkir setiap tahunnya! Dan kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi!

Kopi yang pahit pernah menjadikan Indonesia terasa manis menyita mata dunia dimasa lalu, maka seduhlah kopi dengan air mata yang cukup panas, maka uap kopi akan menghasilkan kepulan masa lalu dari manisnya kenangan. Cakeeppp..

Di masyarakat Jerman yang awalnya memiliki budaya minum bir beralih menjadi peminum kopi, sehingga memaksa Raja Frederick mengumumkan kritikan dan pelarangan atas kopi, dan mengumumkan bir sebagai minuman nasional Jerman Raya pada 1777. Pengumuman ini mendapat protes keras dari rakyatnya. Perlahan budaya minum malt/bir di Eropa mulai tergantikan dengan adanya kopi. Perubahan budaya ini bukan tidak mendapatkan perlawanan tapi juga sambutan pro-kontra yang masing-masing menelan korban jiwa dan airmata.  Begitulah kopi, ia tidak pernah mengajarkan kejahatan, dia hanya memberikan rasa pahit dan manis, serta sedikit efek samping.

Lalu bagaimana Indonesia, adakah larangan meminum kopi? Tentu saja ada. Sebagai negeri jajahan yang tanahnya ditanami komoditas kopi dan rakyatnya dijadikan kuli diperkebunan kopi, Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi untuk memetik buah kopi sebagai konsumsi pribadi, hal itu terjadi dimasa tanam paksa atau cultuurstelsel pada 1830-1870 di pulau Jawa dan Sumatera. Namun masyarakat pribumi, para pekerja kopi sangat cerdik. Para pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis Musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Musang itu dikenal oleh orang Jawa sebagai Luwak. Biji kopi dalam kotoran Luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi Luwak. Salah satu kopi termahal di dunia, berasal dari Indonesia.  Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia. Segelas Kopi luwak  bercerita kepadaku bahwa yang hitam tak selalu kotor dan yang pahit tak selalu menyedihkan.

Hingga hari ini, dunia bertaburan kopi, kedai kopi menjamur dan kita tak lepas dari aktifitas yang menunjukan eksistensi dengan secangkir kopi. Dari 5000pucuk senjata hingga hoax habisnya kuota. Semua didiskusikan di depan secangkir kopi sebagai saksi. Sambil mengaduk kopi, mari mengadu pada sepi, janganlah berkisah tentang patah hati, karena pelukanmu, mungkin akan melengkapi. Hahaha....

Secangkir kopi adalah sebuah cinta akan cita dan rasa. Mereka yang suka kopi, mempunyai cita rasa dan selera humor pada sahabat. Begitulah ceritaku tentang kopi, mana kopimu? mari ceritakan…

#Aliffa Ika Rahmasari

#SMA N 1 Pamotan

#XI IPS 2

#04

In a coffe we trust!!!!.



Komentar